Tes SQ (Spiritual Queotient, Kecerdasan Spiritual) Anda Disini, Keyakinan yang Berstandar-Ganda

Pertanyaan bagi para Muslim, Mohon Klarifikasi dan Dijawab

Diluar Agama Islam, Semuanya Serba Salah, Sesat, dan Jahat

Apapun yang Mengatasnamakan Islam, Semuanya Serba Benar, Lurus, dan Suci

Sering penulis menuturkan, tingkat SQ seseorang berkorelasi erat dengan tinggi atau rendahnya IQ masing-masing individu. Dalam “test case” berikut di bawah ini, kita akan bersama-sama menguji level atau tingkat SQ Anda, sebagai sebuah “self test”, sekaligus bahan renungan betapa suatu kaum tertentu kerap mengatas-namakan agama untuk menjustifikasi apapun, tidak terkecuali sebagai pembenaran diri untuk perbuatan yang keliru dan tidak dapat dibenarkan secara etika maupun secara moril.

Selama ini, para umat Agama Islam, para Muslim, kerap menampilkan citra sebagai “pahlawan moral”, yang pula merasa berhak untuk menghakimi serta main hakim sendiri (persekusi). Mereka, para Muslim tersebut, menyerukan bahwasannya mencuri harus dipotong tangan, berselingkuh atau berzina harus dirajam hukumnya, anti maksiat, melawan dosa dan menjunjung kesucian, cinta damai, anti kekerasan, anti pemaksaan berkeyakinan (“agamamu agamamu, agamaku agamaku”), melawan penzoliman terlebih perbudakan, tidak membenarkan perampokan, tidak membenarkan ketidak-adilan, dan klaim-klaim lainnya.

Sekarang, mari kita masuk pada bahasan tes secara sederhana saja, untuk melihat sendiri betapa Anda adalah seseorang yang “subjektif” ataukah seseorang yang mampu bersikap “objektif”, dengan sesederhana melabel apakah ajaran-ajaran di bawah ini sebagai lurus, baik, dan benar; ataukah sebaliknya, sesat, bengkok, serta jahat:

- A bertanya kepada R, mengapa suaminya menyembah malam hingga kakinya bengkak. Bukankah Tuhan telah mengampuni dosa R baik yang dulu maupun yang akan datang? Rmenjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?”

- ‘Dan (diharamkan bagi kamu mengawini) wanita yang bersuami kecuali budak-budak yang kamu miliki. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari Isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.’

- U, rekan M terusik dengan apa yang dilihatnya. “U mendekati Batu Hitam dan menciumnya serta mengatakan, ‘Tidak diragukan lagi, aku tahu kau hanyalah sebuah batu yang tidak berfaedah maupun tidak dapat mencelakakan siapa pun. Jika saya tidak melihat Utusan Tuhan mencium kau, aku tidak akan menciummu.”

- “Aku mendengar dari Nabi, beliau bersabda: “J menemuiku dan memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja yang meninggal dengan tidak menyekutukan Tuhan dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga.” Maka saya bertanya, ‘Meskipun dia mencuri dan berzina? ‘ Nabi menjawab: ‘Meskipun dia mencuri dan juga berzina.”

- Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan 'TIDAK ADA TUHAN SELAIN A DAN BAHWA M RASUL TUHAN, menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan melakukan shalat dengan kami. Apabila mereka melakukan hal tersebut, niscaya kami diharamkan MENUMPAHKAN DARAH dan MERAMPAS HARTA mereka.”

- Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Tuhan dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Tuhan  dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Tuhan), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah (upeti) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

- Perangilah mereka, niscaya Tuhan akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Tuhan akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

- Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

- Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu; dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di M, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. [Balas dizolimi dengan pembunuhan]

- Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Tuhan dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

- Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman”. Kelak aku akan jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka PENGGALLAH KEPALA MEREKA dan PANCUNGLAH TIAP-TIAP UJUNG JARI MEREKA.

- Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. [Sebagai bukti, selama ini kaum mana dan siapa yang lebih suka menyerang, alih-alih yang dizolimi. Bagaimana mungkin, yang diserang justru yang sembunyi-sembunyi mengintai dan mengepung, sebelum kemudian menangkapi orang-orang untuk dibunuh?]

Umat agama manapun, atau siapapun itu, tidak terkecuali para Muslim, akan secara kompak an koor menyatakan bahwa ajaran-ajaran di atas merupakan ajaran sesat karena merupakan “Agama DOSA” dari “Kitab DOSA”—semata karena alih-alih mempromosikan gerakan kemanusiaan yang humanis, justru mengkampanyekan pembunuhan, pertumpahan darah, haram, peperangan, maksiat, perampasan, perbudakan, dan segala dosa lainnya, bahkan ajakan atau seruan untuk “BUAT DOSA? SIAPA TAKUT?!”, dimana juga hanya seorang pendosa yang membutuhkan iming-iming “korup” penuh kecurangan semacam pengampunan dosa yang sifatnya “too good to be true”, sekaligus “kabar baik” bagi para pendosa dan disaat bersamaan menjadi “kabar buruk” bagi korban-korban para pendosa tersebut; yang alih-alih memberi keadilan bagi korban justru dosa-dosa para pendosa yang dihapuskan, insentif dan dis-insentif yang tidak sesuai tempatnya.

Gaibnya, ketika segala sesuatunya dikaitkan, diberi merek “Made in Islam” atau mengatas-namakan Agama Islam, maka semua kelakuan umat Muslim maupun ajaran agamanya disebut sebagai “halal”, baik, lurus, suci, damai, mulia, agung, luhur, dan segala puja-puji “lip service” lainnya. Padahal, kesemua kutipan ayat-ayat di atas merupakan ayat-ayat “generik” yang disadur dari kitab Agama Islam, dengan kutipan aslinya sebagai berikut:

- HR Bukhari Muslim : Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW, mengapa suaminya shalat malam hingga kakinya bengkak. Bukankah Allah SWT telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang dulu maupun yang akan datang? Rasulullah menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?”

- QS An-Nissa 25 : ‘Dan (diharamkan bagi kamu mengawini) wanita yang bersuami kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari Isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.’

- Sahih al-Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 680 : Umar bin al-Khattab, rekan Muhammad terusik dengan apa yang dilihatnya. “Umar mendekati Batu Hitam dan menciumnya serta mengatakan, ‘Tidak diragukan lagi, aku tahu kau hanyalah sebuah batu yang tidak berfaedah maupun tidak dapat mencelakakan siapa pun. Jika saya tidak melihat Utusan Allah mencium kau, aku tidak akan menciummu.”

- Shahih Bukhari 6933 : “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Washil dari Al Ma’rur berkata, “Aku mendengar Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Jibril menemuiku dan memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga.” Maka saya bertanya, ‘Meskipun dia mencuri dan berzina? ‘ Nabi menjawab: ‘Meskipun dia mencuri dan juga berzina.”

- Hadist Tirmidzi Nomor 2533 : Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan 'TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN BAHWA MUHAMMAD RASUL ALLAH', menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan melakukan shalat dengan kami. Apabila mereka melakukan hal tersebut, niscaya kami diharamkan MENUMPAHKAN DARAH dan MERAMPAS HARTA mereka.”

- QS 9:29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah (upeti) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

- QS 9:14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

- QS 66:9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

- QS 2:191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. [Balas dizolimi dengan pembunuhan, itukah keadilan dan kedamaian dalam islam?]

- QS 5:33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

- QS 8:12. Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman”. Kelak aku akan jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka PENGGALLAH KEPALA MEREKA dan PANCUNGLAH TIAP-TIAP UJUNG JARI MEREKA.

QS 9:5. Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. [Sebagai bukti, selama ini kaum mana dan siapa yang lebih suka menyerang, alih-alih yang dizolimi. Bagaimana mungkin, yang diserang justru yang sembunyi-sembunyi mengintai dan mengepung, sebelum kemudian menangkapi orang-orang untuk dibunuh?]

Secara tidak konsisten, para Muslim yang semula menyatakan menolak maksiat, anti kekerasan terlebih pembunuhan dan pertumpahan darah, mengklaim “cinta damai”, mengumandangkan hanya kesucian (suciwan manakah yang butuh pengampunan dosa?), Tuhan yang “Maha Adil” (namun lebih PRO terhadap pendosa dengan menghapus dosa-dosa para pendosa dimana disaat bersamaan membiarkan korban hanya dapat “gigit jari” dan terus bertumbangan menjadi “mangsa empuk” kebengisan para pendosa), pelaku zina harus dihukum rajam, mencuri harus dipotong tangannya, tiada pemaksaan keyakinan (namun ekstrem intoleran dan radikal menjadi perintah Tuhan umat Islam, sehingga sama artinya umat Muslim mencoba membangkang dan membantah perintah Tuhan yang mereka sembah sendiri), rahmatan bagi semesta (namun tidak melarang praktik perbudakan, bahkan “budak seksuil” di-halal-kan), mengharamkan dosa (namun disaat bersamaan meng-halal-kan penghapusan dosa), dimana adalah absurd seorang pendosa hendak menyebut atau memandang dirinya sebagai seorang suciwan terlebih hendak berceramah perihal hidup suci, baik, luruh, bersih, dan mulia.

Namun bagai menerapkan “standar ganda” (praktik “mau menang sendiri”), segala sesuatu yang diembel-embel sebagai Agama Islam, atau ketika para umat Muslim mengatas-namakan Agama Islam, maka (seolah-olah) apa yang semula mereka “haram”-kan, kini (secara mendadak) menjelma suci dan “halal”? Contoh, ketika para Muslim mengatas-namakan hendak beribadah atau melayat, mereka merasa berhak untuk merampas kemerdekaan warga pemilik rumah dengan parkir liar tanpa izin warga pemilik rumah, persis di depan pagar secara berjejer sehingga pemilik rumah dan anggota keluarganya tidak dapat keluar ataupun masuk dari dan ke dalam kediamannya sendiri selama berjam-jam, tidak terkecuali menutup jalan (milik) umum. Sebaliknya, ajaran agama lain yang selama ini mereka “kafir-kafirkan” semata karena berbeda keyakinan, sekalipun baik adanya karena hanya mempromosikan kebaikan dan jalan hidup yang luhur serta mulia, tetap saja secara membuta mereka stigma sebagai “kafir”, “haram”, dan “sesat” untuk mereka musuhi, benci, dan perangi.

Menjadi jelaslah kini, untuk memiliki tingkat SQ paling minimum, seseorang harus setidaknya memiliki level IQ yang memadai. Mustahil seseorang “cerdas” dari segi IQ namun “bodoh” dalam segi SQ maupun EQ, ataupun sebaliknya “cerdas” dari segi SQ namun “bodoh” dalam segi IQ maupun EQ. Yang ada dan yang hanya mungkin terjadi, ialah dua kemungkinan berikut : “cerdas” dalam aspek IQ, EQ, dan SQ; atau sebaliknya, “bodoh” dalam aspek IQ, EQ, maupun SQ. Karenanya pula, adalah terlampau dipaksakan peng-kotak-kotak-kan tiga jenis kecerdasan, seolah-olah satu aspek tertentu bisa jadi “cerdas” namun dua aspek lainnya “bodoh”. Hanya dua kemungkinan yang valid, yakni : jika seseorang tidak dapat disebut sebagai “cerdas”, maka ia adalah “bodoh” adanya.