Khasiat Bawang Putih yang Jarang Diketahui Masyarakat : Obat Sakit Gigi dan Ampuh Mencegah Pertumbuhan Bakteri Penyebab Karang Gigi

Tips Sederhana namun Ampuh Mengatasi Sakit Gigi dan Mencegah Karang Gigi, BAWANG PUTIH SEGAR OBATNYA

Question: Apa ada cara, mengatasi sakit gigi semisal herbal yang ampuh namun mudah didapatkan?

Brief Answer: Bawang putih segar yang bukan berbentuk bubuk, alias siung utuh bawah putih, terbukti efektif mencegah serta mengatasi karang gigi maupun sakit gigi. Fakta tersebut terbukti baik secara penelitian ilmiah dibawah pemantauan miksroskop di laboratorium maupun secara klinis—dalam artian dapat kita buktikan sendiri di keseharian.

PEMBAHASAN:

Pernah terdapat sebuah penelitian, siung bawang putih segar utuh yang ditumbuk lalu diberikan sedikit air, air perasan bawang putih tersebut kemudian diteteskan ke sebuah preparat kaca berisi agar-agar (agar-agar merupakan medium pertumbuhan bakteri), setelah sebelumnya preparat kaca dioleskan bakteri penyebab karang gigi memakai “cotton bud”. Setelah itu preparat kaca dimasukkan ke mesin inkubasi dengan derajat sedikit tinggi agar bakteri dapat bertumbuh—itulah sebabnya, memasak nasi di rice cooker bisa membunuh bakteri; namun sebaliknya, bila hanya dihangatkan sifatnya, justru membuat bakteri tumbuh subur pada makanan di dalam rice cooker. Bakteri mati terkena suhu seratus derajat celsius ke atas, namun bila hanya separuh derajatnya justru membuat bakteri berkembang-biak lebih hebat.

Beberapa waktu kemudian, preparat kaca dibuka lalu ditempatkan dibawah mikroskop untuk melihat apa yang terjadi pada pertumbuhan bakteri penyebab karang gigi. Ajaib, bakteri penyebab karang gigi tidak bertubuh pada bagian yang terkena tetesan air perasan bawang putih!

Dari hasil penelitian tersebut, penulis kemudian mencoba sendiri. Ada gigi atau gusi di rahang penulis yang sudah lama sakit (sejak penulis remaja), tidak kunjung sembuh, dan kadang kumat. Sakitnya bukan main, mengganggu aktivitas keseharian, bahkan sudah lama tidak dapat difungsikan untuk mengunyah makanan. Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai khasiat bawang putih sebagaimana ampuh mencegah bertumbuhnya bakteri penyebab karang gigi, penulis membeli satu kilogram bawang putih utuh yang masih segar, lalu memakannya mentah-mentah tanpa dimasak.

Awalnya, pedas seperti memakan cabai, air mata pun mengalir. Penulis mengakalinya dengan memakan bersama dengan buah-buahan, agar tidak terlampau pedas di lidah. Selama hampir satu bulan, setiap kali makan, penulis memakan setidaknya dua sampai tiga siung bawang putih.

Keajaiban pun terjadi, kini, sakit gigi penulis sirna, hilang. Bahkan penulis dapat makan dengan gigi yang sejak dahulu sangat sakit ketika mengunyah, sehingga dapat kembali dipakai untuk mengunyah makanan.

Usut punya usut, ternyata memakan siung bawang putih mentah sudah menjadi “kearifan lokal” masyarakat di Indonesia—meksi kabarnya, bawang putih yang beredar di pasaran merupakan bawang putih impor, mengingat tanah atau iklim di Indonesia tidak cocok untuk budidaya bawang putih, baru hanya bisa memproduksi bawang merah di daerah dengan kontur dataran tinggi—dimana para masyarakat sepuh di pedesaan punya kebiasaan memakan bawang putih mentah segar sejak dahulu kala untuk setiap harinya.

Meski demikian, bagi pengidap “penyakit” tekanan darah rendah, perlu berhati-hati mengonsumsi bawang putih, agar tidak terjadi kondisi “tekanan darah rendah”, mengingat salah satu khasiat lainnya dari bawang putih ialah menurunkan tekanan darah.

Kedua, bawang putih, bawang merah, serta brokoli tergolong “whole food” yang sukar dicerna oleh pencernaan. Karenanya, pastikan pencernaan kita diperbaiki terlebih dahulu agar kondisinya normal sebelum mencoba mengonsumsinya.

Lalu, bagaimana dengan bawang putih bubuk yang banyak beredar di pasaran? Kembali ke penelitian di atas, sang peneliti sebetulnya membuat dua preparat kaca, yang satu ialah cairan hasil perasan bawang putih segar yang ditumbuk dan diberikan sedikit air sebelum kemudian diperas dan diteteskan ke preparat kaca. Preparat kaca kedua, ditaruh irisan bawang putih segar. Telah ternyata, preparat kaca yang pertama efektif mencegah bertumbuhnya bakteri penyebab karang gigi, namun TIDAK pada preparat kedua.

Artinya apa? Kita dapat menyimpulkan, cairan yang terkandung pada bawang putih segar itulah, yang efektif membunuh atau mencegah pertumbuhan bakteri penyebab karang gigi. Bawang putihnya sendiri, yang utuh segar sekalipun, tidak efektif mencegah bertumbuhnya bakteri penyebab karang gigi, terlebih bawang putih yang berupa bubuk yang sudah kehilangan kandungan airnya. Citarasa pedas pada bawang putih bubuk pun, tidak ada alias telah banyak hal dari bawang butih segar yang hilang dalam proses produksinya menjadi bawang putih bubuk.

Itulah sebabnya, ketika kita mengunyah bawang putih segar utuh di dalam mulut, itu menyerupai menumbuk bawang putih menjadi halus, lalu tercampur air liur sebelum kemudian campuran air liur dan air dari dalam siung bawang putih yang terkunyah mengenai gusi dan gigi kita—dan pada saat itulah, proses perlindungan kesehatan serta penyembuhan sakit gigi kita berlangsung. Lakukan itu setidaknya selama satu bulan, setiap harinya. Sekadar tambahan informasi, setengah kilogram saja cukup, untuk kita konsumsi dua sampai empat siung bawang putih setiap harinya selama satu bulan penuh.

Lalu, bagaimana dengan pasta gigi yang dikemasan produknya memakai embel-embel mengandung “flouride” sehingga harganya lebih mahal ketimbang pasta gigi lain?

Penulis pernah mencoba pasta gigi yang mengandung “flouride” yang kabarnya memang mampu mencegah (bukan mengatasi) karang gigi. Namun, tampaknya tidak semua orang kondisi gusi dan giginya cocok dengan pasta gigi yang mengandung “fluoride”, juga tidak efektif mengatasi gigi ataupun gusi yang kondisinya sudah sakit, terlebih sakit parah.

Kondisi sakit gigi dan gusi yang penulis alami, tergolong parah, dan telah ternyata ampuh diatasi secara efektif cukup dengan konsumsi bawang putih segar utuh secara rutin setiap harinya, antara satu sampai dua siung bawang putih utuh segar setiap kali makan. Cukup satu bulan, sakit gigi sirna, bahkan gigi yang semula tidak bisa dipakai untuk mengunyah makanan dapat kembali berfungsi untuk mengunyah.

Itu berdasarkan pengalaman pribadi penulis, yang mungkin bisa dibuktikan juga oleh para pembaca. Toh, tidak ada salahnya dibuktikan sendiri, modalnya hanya setengah kilogram bawang putih, tidak ada ruginya dicoba sendiri karena bawang putih juga memiliki khasiat lain seperti memperlebar pembuluh darah sehingga peredaran oksigen dalam tubuh menjadi lebih optimal.

Untuk menjaga kondisi kesehatan gigi dan gusi, selain rajin menggosok gigi serta memakai alat sederhana semacam tusuk gigi yang memiliki sikap di ujung tusuk giginya agar dapat mengeluarkan sisa-sisa makanan yang terselip dan bersarang di sela-sela gigi dan gusi (alat sederhana mruah ini sudah banyak beredar di toko-toko swalayan), mengonsumsi rutin satu siung bawang putih setiap dua atau tiga hari sekali mampu menjadi cara terbaik untuk mencegah terjadinya karang gigi.

Bila kondisinya gigi atau gusi telah sakit, maka dapat diperbanyak menjadi dua sampai empat siung per harinya. Akan tetapi, ingatlah bahwa bawang putih tergolong “whole food” yang sukar dicerna oleh pencernaan manusia, karenanya kesehatan pencernaan perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi bawang putih, disamping memastikan kita tidak mengidap tekanan darah rendah. Semoga artikel sederhana ini bermanfaat bagi para pembaca, karena sudah terbukti banyak menolong penulis untuk urusan penyakit gigi dan gusi.