Tips dan Cara Efektif Mengatasi Semut Memakai Bahan Alami yang Bisa Dicoba di Rumah
Untuk Mengatasi Lawan, Kenali Lawan.
Untuk Mengatasi Semut yang Menyerang Rumah, Kenali Cara Semut Bekerja
Sudah begitu banyak tips maupun kiat penulis cari, cara untuk mengatasi semut yang membandel. Sayangnya, tidak ada satupun yang efektif untuk mencegah semut untuk kembali datang dan menyerang rumah. Terlebih, bila mereka menyerang rumah kita menyerupai “perang dunia” dimana pasukan semut menyerbu dari segala penjuru arah tanpa kenal kompromi, bahkan merusak makanan untuk kita makan di meja makan maupun di dapur.
Mereka, sekawanan dan pasukan
semut-semut itu, bukan hanya menargetkan makanan maupun sisa makanan di tong
sampah rumah, namun tidak jarang mereka menyerbu kediaman kita untuk membangun
koloni dan bersarang. Memakai bahan kimia semacam kamper barus, bukanlah solusi
karena itu bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan di dalam rumah.
Ingat, “polusi di dalam rumah”
bisa lebih berbahaya daripada “polusi luar rumah”, karena sifatnya tertutup terutama
sirkulasi udara dalam rumah yang buruk tanpa pertukaran udara. Karena, sumber polusi
di dalam rumah seperti asap bakaran tembakau, bakaran dupa, obat nyamuk bakar /
semprot, deterjen, pengharum baju / ruangan, hingga kamper, sungguh membawa
potensi resiko bagi kesehatan disamping menyiksa penghuni rumah yang pernafasannya
sensitif atau mengidap alergi hingga asma.
Ketika penulis hampir putus asa
menghadapi gempuran semut yang menjajah kediaman penulis, mulai terjadi
keterpaksaan untuk lebih mengenal cara kerja semut-semut tersebut. Penulis mengamati,
semut-semut tersebut berinteraksi lewat sungut atau antena mereka, yang saling
bersentuhan antar sungut ketika semut yang satu berjumpa semut yang lain.
Konon, semut mengenali jejak perjalanan
rekan-rekan semut mereka, lewat indera penciuman mereka, yakni bebauan alias
bau semut yang mungkin tertinggal sepanjang perjalannya sehingga dapat di-“tracking”
oleh semut-semut lainnya.
Ketika suatu hari penulis memeras
lemon untuk diminum sari airnya, penulis mendapati dan mengamati bahwa semut-semut
tersebut ternyata tidak menyerbu meja makan seperti biasanya. Sejak saat
itulah, timbul pertanyaan atau hipotesis di benak penulis, apakah lemon ini,
baunya efektif merusak singal semut dan bahkan tidak mereka sukai karena sama
sekali tidak didekati oleh mereka, yang biasanya menyentuh apapun makanan
maupun sisa makanan?
Penulis membuat penelitian,
yakni sehabis memeras lemon, kulit potongan-potongan lemon tersebut tidak
penulis buang, namun penulis taruh di ruangan biasa mereka menyerbu masuk. Telah
ternyata, efektif mengusir semut.
Setelah dua atau tiga hari,
kulit lemon mulai mengering. Pada sata itulah, aroma lemon mulai melemah. Hari ke
empat, kulit lemon benar-benar mengering bahkan mulai berjamur hitam. Pada saat
kulit lemon benar-benar mengering, semut tersebut mulai kembali berani
mendekat, bahkan mendekati dan merayap di kulit lemon tersebut.
Berdasarkan fakta dan fenomena
demikian, penulis menarik kesimpulan, cairan lemon yang beraroma asam, efektif
mengusir semut dan semut tidak menyukai aroma lemon.
Sejak saal itulah, penulis
tidak pernah lagi membuang kulit-kulit lemon sisa perasan, namun selalu penulis
letakkan atau tempatkan di ruang-ruang mana mereka sering “berkunjung tanpa
diundang”. Sekali mereka “berkunjung”, maka tidak jarang mereka akan membawa
serta koloninya dan untuk seterusnya akan menjadikan ruangan rumah kita sebagai
sarangnya.
Berkat penemuan “khasiat lemon
sebagai pengusir semut”, masalah akibat semut bukan lagi momok dimana kediaman
penulis sebelumnya benar-benar digempur oleh semut-semut yang tidak terhitung
jumlahnya, bahkan kerap mengganggu penulis saat tidur di ranjang sehingga
membuat frustasi yang memusingkan kepala.
Para pembaca dapat mulai
mencoba dan membuktikannya sendiri, letakkan kulit-kulit lemon yang masih segar
di ruangan yang sering dilintasi semut, dan temukan hasilnya, apakah efektif
atau tidak. Tidak ada salahnya mencoba tips dari penulis, cairan perasannya dapat
diminum untuk menjaga kesehatan, sementara kulitnya sebagai pengusir semut.
Tampaknya, aroma lemon segar
mengganggu sinyal jejak bau ataupun indera penciuman semut—lebih tepatnya aroma
dari cairan lemon, bukan kulit lemonnya. Sehingga, istilah yang lebih tepat
ialah “kulit lemon yang masih segar” karena masih mengandung atau menyisakan cairan
lemon.
Semoga tips sederhana ini
bermanfaat, karena tips-tips lainnya di berbagai media telah ternyata kurang
efektif—mulai dari garam hingga baking soda, tidak mengatasi masalah—atau ada
yang menyarankan untuk menggunakan bahan kimia namun berpotensi membawa resiko
bagi kesehatan.
Menggunakan “kulit lemon segar”,
selain alami, tidak membawa resiko bagi pernafasan penghuni rumah, juga menyehatkan
kita dengan meminum air perasan lemon.
Bila ada koloni semut di
kediaman atau kebun Anda, bisa juga memasukkan cairan perasan lemon ke dalam tabung
spray, lalu semprotkan air berisi campuran perasan sari lemon ke koloni semut
tersebut.