Yang Hebat Itu yang Bisa SELF-CONTROL, Hidup Selibat, Bukan yang Bisa Menikahi Belasan Istri

Umat Manusia Tidak akan Punah Sekalipun Ada Sebagian diantara Masyarakat Kita yang Memilih untuk Menjalani Hidup sebagai Petapa yang Berlatih SELF-CONTROL dengan Hidup Selibat

Yang Hebat ialah yang Mampu Melepas, Bukan yang Mengambil dan Menjadikan Milik (Memiliki dan Melekatinya)

Dalam Buddhisme, hidup adalah pilihan, dimana kehendak bebas (free will) dihargai dan dihormati sebagai hak asasi manusia itu sendiri. Tidak ada dogma-dogma berisi ancaman dalam Buddhistik, baik Anda memilih untuk menikah ataukah tidak menikah. Selebihnya, ialah perihal konsekuensi dibalik setiap pilihan. Karenanya, rumusan dalam Buddhisme menjadi sebagai berikut : hidup adalah pilihan, lengkap dengan masing-masing konsekuensinya. Meminjam istilah dari Ajahn Brahm, bhikkhu asal Inggris yang setelah menjalani latihan hidup sebagai “bhikkhu hutan” di Thailand sebelum kemudian menjadi kepala dari salah satu vihara di Australia, membagi menjadi dua konsekuensi dibalik pilihan bagi seseorang untuk berumah-tangga atau untuk hidup selibat, yakni “dukkha orang yang hidup berumah-tangga” dan “dukkha orang yang hidup selibat”.