Ketika Tuhan Bermain TEKA-TEKI dengan Umat Manusia, Bukan Salah Manusia bila Manusia menjadi Tersesat akibat Salah Baca dan Salah Tafsir

SENI SOSIAL

Seri Artikel Sosiologi

Question: Semua aksi radikalisme dan ekstremis, terjadi akibat pelaku radikal tersebut yang salah menafsirkan isi kitab agama. Jadi, bukankah mereka sendiri juga merupakan “korban”?

Brief Answer: Bagaimana mungkin dan bagaimana ceritanya, Tuhan bermain teka-teki dengan umat manusia, dimana bila salah tafsir resikonya ialah nyawa umat manusia lainnya? JIka memang demikian adanya, maka betul bahwa disebutkan bahwa Tuhan adalah “Maha Pengecoh” alih-alih “Maha Pencerah”. Ajaran, doktrin, ideologi, atau dogma maupun wahyu yang baik, ditafsirkan seperti apapun oleh para pendengar atau pembacanya adalah baik muatan atau substansi nasehat yang terkandung didalamnya, setidaknya tidak membawa potensi ancaman yang dapat membahayakan dan merugikan pihak lainnya.

Katakanlah teka-teki lewat ayat-ayat berisi dogma-dogma ataupun wahyu-wahyu demikian, adalah benar merupakan perintah atau suara langsung dari Tuhan adanya, seolah-olah mulut dan lidah Tuhan tersandera oleh sosok semacam “nabi” (messenger). Ketika seorang umat yang membaca ayat-ayat tersebut, kemudian mengalami salah tafsir sehingga kelirutahu (tahu namun keliru), lantas jatuh terperosok ke dalam lubang neraka, maka kita tidak dapat berlindung dibalik anekdot “satu orang tewas adalah tragedi, namun seribu orang tewas hanyalah statisik”. Namun setidaknya, hanya ia sendiri yang mengalami celaka dan kecelakaan.

Terlebih fatalistik, ketika seorang umat yang membaca ayat-ayat tersebut lantas menafsirkannya sebagai perintah Tuhan untuk merampas hak hidup (membunuh) ataupun merampas hak milik umat beragama lainnya, lantas benar-benar melakukannya secara membuta akibat otak yang telah digadaikan demi iman setebal tembok beton yang tidak tembus oleh cahaya ilahi manapun, maka itu sama artinya menjadikan nyawa banyak atau bahkan seluruh umat manusia di muka Bumi terancam diambang kematian—sebuah tragedi kemanusiaan berjemaah yang massal sifatnya seperti yang terjadi selama ini dan dewasa ini serta di masa yang akan datang, pola serupa akan terus berulang dan rutin bukan sekadar sporadik.

Bila ada yang berpikir dan meyakini bahwa Tuhan adalah “kurang kerjaan” sehingga sedang bermain teka-teki dengan umat manusia, maka itu adalah lelucon yang tidak lucu, tidak mencerdaskan, cenderung dangkal dan membodohi, mahal harga yang harus kita bayarkan, serta bahaya dibaliknya sangat tidak sebanding. Apapun alasannya, berpotensi menyesatkan dalah tidak dapat dibenarkan disamping tidak bertanggung-jawab. isi pesan “jingle” pada salah satu iklan pariwara obat cacing beberapa dasawarsa lampau pernah menyatakan, “Untuk anak sendiri kok, dicoba-coba?!

PEMBAHASAN:

Kini, penulis mengajak para pembaca yang masih bersikukuh bahwa segala tragedi kemanusiaan demikian terjadi semata akibat salah tafsir diri pribadi yang bersangkutan selaku pembaca ayat-ayat pada Kitab Agama, kini silahkan untuk Anda mencoba membuat penafsiran “humanis” semampu Anda, bahwa ayat-ayat atau dogma-dogma berisi wahyu berikut dibawah ini adalah seruan atau ajakan untuk berbuat kebaikan, luhur, mulia, suci, dan keagungan, disamping toleran adanya:

- Umar bin al-Khattab, rekan Muhammad terusik dengan apa yang dilihatnya. “Umar mendekati Batu Hitam dan menciumnya serta mengatakan, ‘Tidak diragukan lagi, aku tahu kau hanyalah sebuah batu yang tidak berfaedah maupun tidak dapat mencelakakan siapa pun. Jika saya tidak melihat Utusan Allah mencium kau, aku tidak akan menciummu.” [Sahih al-Bukhari, Volume 2, Buku 26, Nomor 680]

- Shahih Bukhari 6933 : “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Washil dari Al Ma’rur berkata, “Aku mendengar Abu Dzar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Jibril menemuiku dan memberiku kabar gembira, bahwasanya siapa saja yang meninggal dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia masuk surga.” Maka saya bertanya, ‘Meskipun dia mencuri dan berzina? ‘ Nabi menjawab: ‘Meskipun dia mencuri dan juga berzina.”

- Hadist Tirmidzi Nomor 2533 : Saya diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan 'TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN BAHWA MUHAMMAD RASUL ALLAH', menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami, dan melakukan shalat dengan kami. Apabila mereka melakukan hal tersebut, niscaya kami diharamkan MENUMPAHKAN DARAH dan MERAMPAS HARTA mereka.” [Berarti, siapa yang terlebih dahulu memulai? Para kaum NON bukanlah “mangsa empuk” ketika dizolimi demikian, juga bukan seonggok mayat yang hanya bisa terbujur kaku, mereka akan melakukan perlawanan sengit untuk bertahan hidup dan mempertahankan keselamatan nyawa mereka sampai ke titik darah penghabisan. Namun para Muslim selalu “play victim” dengan modus “menzolimi teriak dizolimi”.]

- QS 9:29. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah (upeti) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.

- QS 9:14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.

- QS 66:9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.

- QS 2:191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. [Balas dizolimi dengan pembunuhan secara tidak proporsional, itukah yang disebut sebagai keadilan dan kedamaian?]

- QS 5:33. Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

- QS 8:12. Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah pendirian orang-orang yang telah beriman”. Kelak aku akan jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka PENGGALLAH KEPALA MEREKA dan PANCUNGLAH TIAP-TIAP UJUNG JARI MEREKA.

- QS 9:5. Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. [Sebagai bukti, selama ini kaum mana dan siapa yang lebih suka menyerang, alih-alih yang dizolimi. Bagaimana mungkin, yang diserang justru yang sembunyi-sembunyi mengintai dan mengepung, sebelum kemudian menangkapi orang-orang untuk dibunuh?]