Banyak hal buruk serta
tragedi kemanusiaan tercipta di muka bumi,
Semata karena kita tidak
memiliki keberanian untuk menyatakan bahwa kita memang berbeda dengan mereka,
Dan mengakui betapa kita berbeda adanya dengan mereka.
Bila kita memang berbeda,
Maka mengapa kita harus
memaksakan diri,
Semata untuk menyamakan diri kita
dengan mereka yang berbeda dengan kita?
Menyamakan yang berbeda,
Dan membedakan yang sama,
Keduanya adalah jebakan
mental yang sama, namun dengan lain cara dan lain perkataan.
Kita tidak perlu ikut-ikutan menjadi
bodoh dengan berbuat bodoh yang akan kita sesali sendiri dikemudian hari,
Hanya demi dapat diterima
dalam komunitas pergaulan yang berisi orang-orang bodoh.
Kita berbeda dengan mereka.
Karena itu,
Tetaplah menjadi diri kita
sendiri,
Apa adanya.
Kita tidak perlu menipu diri sendiri,
Dengan memungkiri diri kita
sebagai seorang introvert,
Hanya demi dapat diterima oleh
lingkungan pergaulan orang-orang yang didominasi kaum ekstrovert.
Kita punya hak untuk menjadi diri
kita sendiri secara apa adanya,
Kita selalu punya hak untuk
menjadi berbeda dengan mereka,
Tanpa mengenakan topeng atau
persona diri apapun,
Menjadi otentik diri kita
sendiri.
Jika kita orang yang baik,
Mengapa tidak menjaganya
sebagaimana kita menjaga dan mempertahankan kesucian kita?
Karena kurangnya penghargaan
terhadap diri kita sendiri,
Orang-orang cenderung
membuang jati dirinya sendiri,
Tidak memandangnya sebagai
harta yang berharga,
Semata karena tunduk pada
perasaan takut menjadi berbeda.
Kita tidak perlu mencampakkan
permata jiwa kita ataupun menggadaikan jati diri,
Bahkan mengobral diri,
Semata agar dapat diterima
oleh komunitas pergaulan yang bisa jadi lebih cenderung melakukan kebiasaan-kebiasaan
negatif yang merusak diri dan mental sendiri.
Menjadi berbeda,
Bukanlah hal tabu.
Menjadi berbeda,
Bukanlah sebuah dosa.
Menjadi berbeda dan bila kita
memang berbeda dengan mereka,
Adalah hak asasi kita sebagai
sesama warga dan manusia yang sederajat di mata hukum.
Kita dapat memilih untuk
menjaga kemurnian sifat baik kita,
Bagaikan induk ayam menjaga dengan
baik anak-anaknya dari ancaman dunia luar,
Secara penuh perhatian,
Dan penuh kesadaran,
Tanpa membiarkan lengah
sedikitpun dari ancaman dunia luar.
Bukan soal apakah kita seseorang
dengan tipikal soliter dan independen,
Ataukah dependen,
Ataupun interdependen.
Yang terpenting dari kesemua
itu ialah,
Memiliki prinsip diri serta
keberanian untuk tetap menjadi diri kita sendiri,
Apa adanya,
Menjaga, merawat, mengasuh
serta melestarikan sifat-sifat baik dalam diri kita dari pengaruh eksternal diri
yang bisa jadi buruk adanya,
Bagaikan kita memilih dengan
baik makanan yang akan masuk ke dalam mulut dan perut kita,
Bagaikan kita memfilter
keyakinan yang akan kita pilih dan peluk,
Memiliki disiplin diri serta cita-cita
pribadi yang luhur dan personal,
Menyadari tanggung jawab diri
terhadap diri kita sendiri di masa kini dan di masa yang akan datang,
Membangun misi dan visi hidup
yang bermakna,
Berfokus pada cita-cita diri,
Menjadikan sifat-sifat baik,
luhur, positif, dan unggul dalam diri kita sebagai aset paling berhaga dalam
hidup kita,
Menjadi diri kita sendiri
sebagai proyek terbesar kita,
Sekalipun itu artinya menjadi
berbeda dengan arus watak masyarakat kita pada umumnya,
Sekalipun itu artinya lain
daripada yang lain,
Sekalipun itu artinya tampil
beda,
Sekalipun itu artinya kita
harus berjalan seorang diri,
Sekalipun itu artinya
mendapat penentangan dari tradisi ataupun kebiasaan sosial masyarakat kita yang
tidak selalu positif dan bisa jadi perlu ditinjau ulang dengan mulai
memperkenalkan kelaziman yang baru.
Berani untuk menyatakan bahwa
kita berbeda dengan mereka,
Membuat kita mampu mandiri
dan bebas dalam berpikir dan membuat keputusan dalam serta bagi hidup kita
sendiri,
Menguatkan jiwa,
Memberanikan diri,
Keberanian untuk menentukan
nasib kita sendiri,
Kemampuan untuk menentukan
siapa diri kita sendiri.
Karena kita (memang) berbeda
sekalipun bisa jadi mengenakan baju seragam yang sama,
Dan tidak begitu saja mengikuti
arus,
Tidak melupakan bahwa kita
memiliki pilihan bebas atas hidup kita sendiri,
Sebagai pilihan hidup kita,
Bisa jadi kita akan lebih
bersinar,
Dan jauh maju melampaui orang-orang
kebanyakan,
Yang membedakan kita dari
mereka.
Kita tidak perlu menjadi seseorang
yang menyerupai seekor serigala,
Semata demi dapat diterima
oleh lingkungan para manusia serigala.
Kita adalah seorang manusia
yang sudah semestinya bersifat humanis dan manusiawi kepada orang lain maupun
kepada diri kita sendiri,
Bukan serigala,
Sekalipun banyak manusia
serigala di luar sana.
Bila memang berbeda,
Mengapa dipaksakan untuk
disamakan?
Sepanjang kita tidak
merugikan ataupun melukai pihak manapun,
Menjadi berbeda adalah hak
kita,
Melestarikan kemurniaan diri maupun
sifat-sifat baik dan positif dalam diri kita,
Sebagai harta terbesar kita
yang perlu dijaga dengan baik.
© Hak Cipta HERY SHIETRA.