Dalam AGAMA DOSA, Orang Baik adalah Oknum. Dalam AGAMA SUCI, Orang Jahat adalah Oknum

Tidak Semua Agama Sama, “AGAMA SUCI” Vs. “AGAMA DOSA” Ibarat Surga dan Neraka

Question: Banyak sekali orang Indonesia yang jahat, namun disebut sebagai “oknum”. Namun mengapa “oknum”-nya ini jumlahnya kebanyakan dan terkesan berjemaah. Lihat saja kantor-kantor pemerintahan seperti BPN, sekalipun pejabatnya dan generasi silih-berganti, tetap saja warga dijadikan sapi perahan objek pungutan liar. Jangankan pejabat negara, sekelas Ketua RT maupun Ketua RW saja meng-korupsi iuran warga maupun dari uang sewa kios-kios yang dibangun diatas tanah milik RT maupun RW, penyaluran bantuan sosial dari pemerintah secara tidak tepat sasaran, dan lain sebagainya.

Melihat Bahaya dalam Pelanggaran-Pelanggaran Kecil, Jangan Diremehkan!

Agama Suci Tidak Mentolerir Kekotoran Batin, Terlebih Meremehkan Bahaya Dibalik Perbuatan Buruk Sekecil Apapun

Question: Terhadap dosa dan maksiat, begitu kompromistik. Namun, mengapa terhadap kaum yang berbeda keyakinan, mereka bisa begitu intoleran? Lalu, dimana letak “suci”-nya dari agama yang justru menghalalkan ideologi korup bernama “penghapusan dosa”, selain sekadar klaim kosong belaka? Ideologi komun!sme saja tidak mengajarkan dogma-dogma korup bagi “koruptor dosa” semacam itu, sehingga mengapa justru komun!sme yang dijadikan sebagai ideologi terlarang di republik ini?

Bila Dosa-Dosa Saja Dikorupsi Lewat Ideologi KORUP Bernama PENGHAPUSAN DOSA, Apalagi Sekadar Uang Rakyat?

Akat Penyakit Bangsa Indonesia yang KORUP, ialah Agama DOSA yang Mempromosikan Gaya Hidup KORUPSI DOSA

Question: Mengapa, selama satu abad paska kemerdekaan ini pejabat negara silih-berganti berganti pejabatnya. Silih-berganti generasi tua digantikan generasi baru para penduduk dan warga kita di Indonesia. Namun orang Indonesia tetap saja banyak yang jahat, suka bohong, suka nipu, suka menganiaya, suka persekusi, suka menghakimi, suka ingkar janji, suka korupsi, suka vandalisme, suka mencuri, suka berzina, suka memeras, dan premanis yang kerap “menyelesaikan setiap masalah dengan kekerasan fisik”? Itu bukankah namanya “mendarah-daging” alias sudah jadi budaya? Selama ini banyak pengamat menilai kurangnya faktor pendidikan dan ibadah, namun apakah Indonesia pernah kekurangan kaum “agamais” maupun mereka yang memiliki pendidikan formal?

Orang Kristen / Umat Nasrani bagai ORANG BUTA yang Tidak Mampu Membedakan Mana yang Baik dan yang Buruk

Betapa TIDAK BIJAKSANANYA Paus Fransiskus Junjungan para Umat Kristiani / Nasrani

Bang Napi sudah sejak lama memberikan pesan bijak : “Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat jahat si pelaku, namun juga karena ada kesempatan.” Akan tetapi, junjungan tertinggi umat kristen, yakni Paus Fransiskus, justru secara tidak bijaksana menggoda para teroris untuk beraksi bahkan juga mencoba-cobai Tuhan dengan membuka kaca mobilnya saat berkendara di Jakarta dalam kunjungannya pada tahun 2024 lampau, membuat “gerah” para petugas keamanan di Indonesia. Alih-alih mengkritik perilaku junjungannya tersebut, para kristen bagai orang buta, justru memuji perbuatan sang junjungan. Itulah ciri khas ajaran kristen, yang tercela justru dipandang sebagai terpuji, begitupula sebaliknya, sebagaimana sikap yesus yang justru memasukkan ke surga kedua penjahat yang disalib bersama yesus.

Kembali ke Fitrah (Kembali Fitri) artinya Kembali Kepada Kehidupan Rendah

Lebaran / Idul Fitri maupun Hari Raya Kemenangan bagi Para KORUPTOR DOSA

Question: Para muslim selama ini bilang, sehabis berpuasa selama sebulan penuh di bulan ramadhan, maka para muslim “kembali fitri”, karena seluruh dosa-dosanya selama setahun dihapuskan. Bukankah itu artinya bukan “kembali ke kesucian”, namun “kembali berkubang dalam dosa” dan “kembali menimbun diri dengan segunung dosa” serta “kembali mengoleksi segudang dosa” selama setahun ke depan sampai kembali bertemu bulan ramadhan untuk melakukan ritual “hapus dosa-dosa setahun”? Bukankah hanya seorang pendosa, yang memakan dan termakan dogma “pengampunan atau penghapusan dosa” maupun “penebusan dosa”?

JIka Agama Buddha Bagus, mengapa Jadi Agama Minoritas dan Muncul Agama Samawi?

PENDOSA Sukanya Memeluk Agama DOSA dan Benci terhadap Agama SUCI

Question: Banyak para pemeluk agama samawi, agama yang kini menjadi agama mayoritas yang menyerupai hegomoni dunia, mencoba menyerang Buddhisme dengan menuding bahwa jika Agama Buddha adalah bagus adanya, maka mengapa saat kini Agama Buddha menjadi agama minoritas di dunia, yang bahkan di Nusantara agama mayoritas nenek-moyang kita berubah atau beralih dari Buddhist menjelma pemeluk agama-agama samawi seperti islam maupun kristen?