Bahaya Distorsi Dibalik HOAX, Kelirutahu (Tahu namun Keliru) & Keliruyakin (Yakin namun Keliru)

Ketika Masih Minoritas, Menuntut dan Menikmati Toleransi. Ketika telah menjadi Mayoritas, para Muslim justru Ingin Meniadakan Toleransi yang Dahulu Mereka Tuntut dan Nikmati, Menggantikannya dengan Intoleransi, Represi, serta Teror (Kitab Jawa DHARMO GHANDUL). Pola yang Sama Selalu Berulang dan Terulang di Setiap Negara

Memakan dan Termakan HOAX, Sebelum Kemudian Turut Reproduksi HOAX tersebut, adalah DOSA—Fitnah Itu Sendiri

Fenomena Sarjana HOAX, Bergelar Sarjana namun Menu Makanannya ialah HOAX

Belum lama ini, penulis berkomunikasi dengan seorang teman satu almamater yang bergelar sarjana bahkan memperoleh Strata-2 dari Fakultas Hukum di Tanah air, yang mana gelar kesarjanaan bermakna yakni mereka yang telah (semestinya dan seharusnya) tergolong intelek—cendekiawan (kalangan cerdik dan pandai) sebagai bagian dari lingkaran kaum intelektual, yang mana seyogianya juga bersikap ilmiah nan empirik, telah ternyata fakta berikut ini memperlihatkan realita yang sebaliknya sekaligus membuktikan betapa bahayanya “hoax”, yang dalam banyak kasus bahkan menyerupai ideologi itu sendiri—meyakini secara membuta, apapun faktanya, meyakini apa yang ia yakini ataupun meyakini apa yang ingin mereka yakini atau meyakini apa yang diyakini oleh mayoritas publik (keyakinan pada umumnya, tidak selalu benar adanya).

Ciri Agama yang KONSISTEN Vs. Agama yang INKONSISTEN

KONSISTENSI artinya, Sebagaimana Apa yang Dikatakan maka Demikianlah yang Dilakukan; Sebagaimana yang Dilakukan maka Demikianlah Dikatakan. Melakukan Apa yang Dikatakan dan Mengatakan Apa yang Benar-Benar Dilakukan—Tiada yang Lebih Indah dari Komitmen Tanpa Cela antara Perbuatan dan Ucapan

Question: Bagaimana cara menilai suatu ideologi berbau keagamaan, apakah agama tersebut memang benar lurus, suci, dan mulia, ataukah seperti tingkah kelakuan para penipu, di mulut dan di wajah tampak baik dan mulia namun kotor dan busuk di hati ataupun didalamnya? Jangan-jangan iblis berwajah dan berbulu malaikat, sangat mengecoh dan menjebak, sungguh berbahaya.

Cara Membedakan antara AGAMA SUCI dan AGAMA DOSA

AGAMA DOSA, Agama yang Mempromosikan Penghapusan Dosa bagi para Pendosa alih-alih Mengkampanyekan Hidup Bersih Bebas dari Perbuatan Dosa

Hanya PENDOSA yang Butuh Penghapusan / Pengampunan / Penebusan Dosa

Question: Bagaimanakah ciri-ciri atau kiat untuk secara mudahnya bagi kita untuk mampu membedakan mana yang merupakan “agama dosa” dan mana yang merupakan “agama suci”? Sebagaimana kita ketahui, semua marketing pasti akan mengemas produk mereka sebagai “kecap Nomor 1”, sekalipun produk mereka sebenarnya berbahaya bagi kesehatan konsumennya, menutup-nutupi bahaya penggunaan produk yang mereka jajakan kepada masyarakat, menjual iming-iming dan harapan atau khasiat semu semata demi self-interest, tidak terkecuali marketing berbagai “agama dosa” yang diberi kemasan label merek “agama suci” dalam rangka menjaring umat sebanyak-banyaknya sehingga pada akhirnya benar-benar menjadi mayoritas seperti dewasa ini.

MENGIKUTI ARUS atau MELAWAN ARUS, Pilih yang Mana?

Jangan Bersikap Seolah-Olah Tidak dapat Melangsungkan Hidup Tanpa Bersikap Jujur dan Beretika dalam Berusaha / Berbisnis

Kita akan Hidup Sejahtera, bila Moralitas Kita Terjaga, itulah Ketenteram Hidup, Kebahagiaan dalam Moralitas.

Pernah ada seorang pelaku usaha bernama Eddy Santoso Tjahja yang secara tidak etis menyatakan, bahwa bila pelaku usaha berhasil “mengakali” dan “mengadali” pemerintah, semisal Kantor Pajak, maka kelicikan maupun kelihaian pelaku usaha tersebut patut diganjar “reward” alias diberi apresiasi berupa lepas dari jeratan beban pajak, seolah hidup ini ialah persoalan “adu kelihaian” dan “adu kelicikan”. Namun yang menggelikan ialah, pelaku usaha bernama Eddy Santoso Tjahja ini tidak lama sebelumnya telah menjadi korban modus “transfer pricing” (profit shifting) oleh korporasi “penanam modal asing” bernama JobsDB yang bermarkas-pusat di Hongkong, sehingga tidak pernah mendapatkan hak deviden selaku pemegang saham minoritas sebelum kemudian Eddy Santoso Tjahja dipecat secara tidak hormat oleh PT. JobsDB Indonesia dari jabatan Direksi karena kedapatan melakukan praktik eksploitasi tenaga kerja manusia yakni para pegawai JobsDB, yang menyerupai perbudakan demi kepentingan usaha pribadi Eddy Santoso Tjahja yang memiliki benturan kepentingan sehingga menyalahgunakan kedudukannya selaku direktur pada JobsDB Indonesia.

Agama yang Umatnya Paling BAHAGIA di Dunia

Beribadah Semestinya Melihat ke Dalam Diri, Bukan Justru Lebih Sibuk Menghakimi Kaum Lainnya

Pendosa adalah Busuk, Kotor, Tercela, dan Ternoda, namun Memandang Dirinya sebagai Umat dari “Agama SUCI”? Jika yang Sekotor itu Disebut sebagai Umat dari ”Agama SUCI”, Lantas yang Disebut sebagai “Agama DOSA” seperti apakah?

Yang Kotor dan Tercela Penuh Noda Dosa hendak Bersatu dengan Tuhan? Bagai Minyak hendak Bersatu dengan Air, Api hendak Bersatu dengan Es, Niscaya ataukah Mustahil?

Question: Umat dari agama apakah, yang paling berbagia di Muka Bumi ini?